Rama Hara's Blog

Visit and Be My Subscriber

rama.hara.saputera

Add My Skype

@RAMSaputera

Follow My Official Twitter

ramahara

Follow My Tumblr

Blogroll

Tuesday 21 May 2013

Penjualan Online

CONTOH KASUS.

Penjualan online memang sangat diminati akhir – akhir ini, karena kenyamanan dan kemudahannya. Akan tetapi keamanan belum bisa dijamin, penipuan kerap terjadi. Disinilah kewaspadaan diri kita harus ditingkatkan. Berikut contoh kasus penipuan penjualan online.

KASUS PENIPUAN PENJUALAN ONLINE

Modus : Mengeruk keuntungan.

Analisa :

  • Pembajakan Akun
Pada pembajakan akun ini, yang sering menjadi korban adalah tokoh populer. Terutama, akun facebook yang sangat rentan dibajak. Ketika pembajakan berhasil, tipu-menipu mulai dilancarkan. Mulai jual produk, minta dikirim uang, dan lain sebagainya.

  • Barang Tidak Dikirim
Ketika terjadi deal (transaksi), barang yang dikirim tidak kunjung datang. Ini sering dialami oleh pembeli.

  • Bombastis
Memberi janji yang terlalu tinggi sehingga user internet merasa tergoda. Ketika produk atau layanan yang diberikan tidak sesuai promosi, pembeli akan kecewa.

Penyelesaian :

Lihat, apakah websitenya di desain secara profesional. Walau tidak jaminan, namun website yang profesional, bersih, rapi, warnanya macthing, agak lebih kecil kemungkinan bahwa mereka akan scam, karena membuat website yang profesional jelas lebih mahal daripada website sekedarnya.

Lihat, apakah ada alamat lengkap beserta no telepon dari pemilik atau kantor cabang. Alamat yang lengkap lebih kuat dibandingkan hanya sekedar nama saja.

Baca mengenai testimonial yang diberikan, apakah kelihatan benar-benar nyata. Cara paling aman membeli sesuatu adalah dengan melihat testimonial yang diberikan oleh pemakai sebelumnya.

Lihat pencapaian yang dicapai oleh orang atau perusahaan tersebut. Biasanya website-website memberikan pencapaian apa yang ia sudah dapatkan disana, dari sana kita bisa merasakan kredibilitasnya.

TAHAP – TAHAP PENJUALAN ONLINE.
Secara umum, ada 5 Tahapan yang harus dilakukan, 5 Tahapan ini berlaku jika kita ingin menjalankan bisnis produk sendiri secara online, maupun menjual produk orang lain juga secara online (affiliate program).

Berikut adalah kelima tahapan tersebut :

1. Menetapkan Ide untuk Berbisnis

Tidaklah susah untuk menetapkan ide bisnis apa yang bisa kita jalankan di internet. Setahu saya, orang Indonesia itu selalu kebanyakan ide. Lihat saja jika ada acara diskusi di kantor, kampus, seminar, pelatihan, atau pada perkumpulan-perkumpulan profesi.

Yang paling sulit adalah bagaimana menjalankan ide tersebut agar menjadi sebuah Bisnis Riil, bukan hanya sekedar “Rencana”. Karena yang kita bahas adalah masalah bisnis, tentu ide tersebut haruslah yang bisa menghasilkan income alias duit.

Kemampuan kita untuk menjalankan ide tersebut menjadi sebuah bisnis terkadang masih menjadi kendala terbesar bagi orang Indonesia.

Anda bisa mendapat ide bisnis dari pergaulan sehari-hari, melihat berita di media massa, atau mengikuti forum-forum diskusi, seminar, dsb.

Anda juga bisa mendapat ide dari apa yg dibutuhkan orang saat ini. Ide juga bisa muncul dari hobi anda, keahlian anda, latar belakang pendidikan anda, atau minat anda terhadap suatu permasalahan.

Satu hal yang istimewa di bisnis online, jika Anda tidak mempunyai ide sama sekali, sementara Anda ingin berbisnis, maka internet bisa menunjukkan Anda jalan keluarnya. Banyak website di Indonesia dan dunia yg bisa anda jadikan rujukan untuk mencari ide berbisnis.

2. Melakukan Riset Pasar tentang Prospek Bisnis

Riset di bisnis online berguna untuk mengetahui seberapa besar pangsa pasar produk Anda aatau produk affiliate Anda.

Jika kita melakukan riset lewat google atau website analisa khusus, maka kita akan tahu berapa ribu orang calon pencari produk kita dalam sebulan.

Jika kita sudah tahu seberapa banyak para pencari topik atau produk kita, maka kita akan yakin produk yang akan dijual pasti banyak peminatnya.

Kita juga akan menggetahui seberapa besar anggaran promosi yg akan kita keluarkan. Karena promosi yang kita keluarkan menghasilkan keuntungan yang berlipat-lipat jika barang tersebut laris dibeli orang lain.

3. Menyiapkan Bahan-bahan Penunjang untuk Menjalankan Bisnis

Bahan-bahan penunjang bisnis online sama pengertiannya dengan bahan-bahan untuk mengisi toko kita nanti.

Jika di toko offline (misal toko pakaian), bahan yang kita perlukan barangkali berupa rak penyimpanan baju, hanger untuk gantungan baju, patung untuk model pakaian, etalase kaca, cat dinding yang menarik, sinar lampu yang terang, dan terakhir adalah pakaian itu sendiri sebagai inti dari jualan kita.

Jika di toko online, bahan utama yang kita perlukan sebagai isi toko adalah  tulisan atau artikel yang menjelaskan tentang toko (website) kita. Bahan lain yg diperlukan yaitu gambar-gambar yang menunjang ide toko kita, video yg menggambarkan produk kita, dan terakhir adalah produk apa yang ingin di jual sebagai inti sumber penghasilan kita.

Jika kita ingin menjual produk sendiri, baik produk barang atau jasa, tentunya produk sendiri tersebutlah yang kita tampilkan di website.

Jika kita tidak punya produk sendiri, tentunya kita menjual produk orang lain. Menjual produk orang lain dalam dunia online dikenal sebagai sebutan affiliate atau reseller.

Sebagai affiliate, biasanya kita mendapat komisi bagi hasil antara 50%-75% untuk setiap penjualan yang terjadi lewat link kita.

Jika kita tidak ingin menjadi affiliate yang kerjanya menjual (Pay Per Sale), kita bisa pilih affiliate lain yaitu Affiliate PPC atau Affiliate PTC.

PPC (Pay Per Click) dan PTC (Paid To Click) adalah sama-sama perusahaan Per-iklan-an. Mereka menjadi perantara pemasangan iklan dari perusahaan pengiklan. Kita akan dapat komisi bagi hasil jika diterima menjadi affiliate mereka.

Apa kerja kita pada PPC dan PTC?

Pada PPC, kita cukup membuat sebuah Website/Blog menyangkut topik apa saja sesuai dengan ide kita tadi. Lalu kita sediakan tempat di website agar iklan PPC dapat tampil di website kita. Kemudian kita ‘undang’ pengunjung menjadi pembaca setia di website. Ketika ada pengunjung yang tertarik untuk meng-klik iklan PPC yang ada di website kita, maka kita mendapat komisi per klik yang dilakukan oleh pengunjung. Kita sendiri tidak boleh meng-klik, nanti bisa di D.O apabila ketahuan.



Belakangan ini situs – situs penjualan online makin marak bukan hanya di Indonesia saja melainkan diseluruh dunia. Hal ini didasarkan atas faktor teknologi dan keharusan dalam kemajuan pengembangan e-commerce. Karena jika suatu perusahaan atau toko kecil sekalipun apabila sudah mendukung kemampuan e-commerce maka pastilah ketenarannya dalam promosi dan bisa saja menguasai produksi di pasaran dengan penjualan secara online ini.

Dalam blog ini saya akan membahas tentang apa saja tahap – taha dalam menyelami Penjualan Online dan Cara Pembayaran apa saja yang dapat dilakukan :D

KEAMANAN UNTUK MELAKUKAN PEMBAYARAN.

Pada dasarnya, ada tiga lapisan pengamanan dalam mekanisme pembayaran online yang ditawarkan Visa, yaitu:

  • Verified by Visa (VbV)
VbV merupakan metode autentikasi pemegang kartu dengan menggunakan password ketika melakukan transaksi online. Cara kerjanya adalah dengan memasukkan password pribadi ketika Anda melakukan pembayaran dengan kartu Visa secara online. Sistem ini sama seperti ketika Anda diminta memberikan PIN atau tanda tangan ketika berbelanja.

“Saat akan melakukan transaksi, Anda akan diberi One-Time-Passcode atau OTP. OTP ini untuk membuktikan bahwa yang melakukan transaksi memang si pemilik kartu,” tambah Steve. OTP dikirimkan oleh bank penerbit kartu Visa melalui SMS atau token OTP, dan password tersebut harus Anda masukkan saat melakukan transaksi. Dengan cara ini, Anda tak perlu repot mengingat password tertentu.

Selanjutnya, sistem Visa akan memverifikasi identitas Anda kepada merchant, dan meyakinkan Anda sebagai pemegang kartu bahwa data Anda diproses secara aman. Setiap pemegang kartu diminta untuk mendaftarkan layanan VbV ke bank penerbit kartu Visa mereka.

  • Tiga Digit Kode Pengaman
Disebut dengan kode CVV2, tiga digit kode ini tertera di belakang kartu Visa, tepat bersebelahan dengan tanda tangan Anda. Kode ini menunjukkan pada merchants bahwa kartu Anda benar-benar bersama Anda ketika sedang melakukan transaksi online atau melalui telepon.

Ketika Anda memberikan kode CVV2 kepada merchant, informasi tersebut disampaikan secara otomatis kepada bank penerbit kartu untuk proses verifikasi dan autorisasi. Jika sesorang menggunakan kartu Visa Anda tapi tidak dapat memberikan tiga digit kode pengaman, atau jika kode pengaman yang diberikan salah, merchant akan langsung membatalkan transaksi. Namun untuk keperluan keamanan, merchant dilarang keras menyimpan kode pengaman tersebut.

  • Real Time Fraud Monitoring
Sistem pengamanan tidak berhenti begitu saja setelah transaksi berhasil dilakukan. Ada mekanisme yang telah disiapkan untuk mengantisipasi terjadinya fraud, baik yang dilaporkan oleh pemegang kartu kredit maupun yang tertangkap oleh sistem monitoring Visa. Jaringan data Visa telah menyimpan ribuan contoh transaksi pembelian yang sah dari para pemilik kartu kredit, sehingga kejadian-kejadian yang di luar kebiasaan akan diketahui. Selanjutnya, bank penerbit kartu kredit akan menahan sementara biaya-biaya yang mencurigakan. Kemudian bersama Visa, bank akan melakukan konfirmasi sesegera mungkin pada pemilik kartu kredit untuk memverifikasi biaya-biaya tersebut









sumber :
http://tulistulisanfiksi.blogspot.com/2013/05/tahap-tahap-penjualan-online.html
http://cybernovz-stmik.blogspot.com/2012/09/kasus-kasus-penipuan-jual-beli-online.html

Followers